This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday 2 June 2016

Manfaat Renang Bagi Kesehatan

         Renang adalah salah satu olahraga air yang dilakukan dengan menggerakkan tubuh bagian kaki dan tangan. bagi sebagian orang, renang adalah olahraga yang menyenangkan sekaligus menyehatkan. olahraga ini biasanya dilakukan dengan mengajak teman atau saudara agar ikut berenang sehingga ada waktunya sehabis berenang kita dapat mengobrol dengan teman atau saudara yang kita ajak. bagi sebagian orang menggangap bahwa renang tidak terlalu penting dan tidak memiliki peranan dalam pertumbuhan tubuh padahal Renang sendiri memiliki beberapa manfaat yang tidak kalah bagusnya dengan olahraga lainnya.
         Manfaat renang bagi kesehatan ada banyak sekali sampai tidak bisa dipaparkan secara keseluruhan. tapi salah satu manfaat yang paling dominan terlihat adalah membuat tubuh terasa bugar dan meninggikan tinggi badan lalu ada juga beberapa manfaat lainnnya seperti melatih pernafasan kita sehingga pernafasan kita nantinya akan terlatih menjadi lebih panjang saat berenang. kemudian, manfaat lainnya seperti menyehatkan jantung, membuat tubuh lebih ideal, meredakan stress dan ada pendapat juga dari berbagai studi kalau berenang diyakini dapat memperpanjang usia dan tetap bugar di hari tua.
        Nah, itu tadi manfaat renang bagi kesehatan yang sudah kita bahas. maka dari itu, marilah kita rutinkan olahraga berenang ini agar nantinya kita akan mendapatkan salah satu manfaat bahkan lebih dari satu manfaat renang yang kita paparkan tadi. untuk hidup sehat, renanglah jalan keluarnya.

Kalsium Hipoklorit? Apa itu?

          Saat ini, renang adalah hobi atau kegemaran yang sangat diminati banyak kalangan dari anak -anak sampai orang dewasa. Hal itu merupakan kebutuhan yang saat ini bak dianggap seperti kudapan sehari-hari, tetapi beberapa kalangan tidak tahu bahwa sebenarnya memilih tempat renang merupakan hal yang penting sehingga kita tahu bahwa kolam berenang yang kita tuju tidak mengandung Kalsium Hipoklorit. Sebenarnya, apa sih Kalsium Hipoklorit itu?
          Kalsium Hipoklorit atau disingkat Kaporit adalah suatu senyawa kimia yang merupakan penggabungan antara unsur Kalsium (Ca), Klorin (Cl) dan Oksigen (O2) yang dimanfaatkan untuk penjernihan air layaknya tawas sehingga menghasilkan senyawa bersimbol kimi (Ca(Cl)O4). Mungkin beberapa orang kaporit ini hanyalah bubuk yang tidak memiliki pengaruh apa-apa tetapi faktanya, kaporit ini memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi kulit.
          Wujud dari kaporit sendiri, adalah bubuk putih yang mirip sekali dengan garam. cara menggunakannya sangat sedikit misal kolam berenang berukuran 40 x 30 m. Untuk menjernihkan kolam itu hanya memerlukan sekitar 1 sampai 2 sendok deterjen kaporit yang dilarutkan dalam sejumlah liter air dan kemudian dituangkan ke kolam tersebut.
          Meskipun dalam jumlah yang sedikit, kaporit merupakan senyawa dengan tingkat keasaman tinggi sehingga dampak pada kulit sangat terlihat. kaporit dapat merusak sel-sel kulit tubuh sehingga kulit akan terlihat kering dan kasar. Tidak hanya kulit, kaporit juga dapat memerahkan mata sehingga terjadi iritasi ringan jika terkena mata.
          Dari dampak diatas, dapat kita pelajari bahwa memilih lokasi renang adalah hal yang penting. selain itu, usahakan untuk menggunakan tabir surya saat ingin berenang untuk menghindari kulit kering atau semacamnya dan jangan lupa juga untuk selalu mengenakan kacamata renang untuk menghindari iritasi mata ringan.

Sunday 3 January 2016

Abstrak & Daftar Pustaka

Definisi Abstrak
        adalah Ringkasan yang disajikan secara singkat dan jelas bagian yang memuat tujuan, cakupan/jangkauan dan temuan dari suatu artikel (Maizel, Smith: Singer, 1984)
Sifat-sifat abstrak adalah (Santoso, 2009):
1. Ringkas
2. Jelas
3. Tepat
4. Berdiri sendiri
5. Objektif
Screenshot Contoh Abstrak (dalam bahasa Indonesia)
sedangkan berikut dalam bahasa Inggris
Yang harus ada didalam abstrak adalah :
1. Masalah yang akan diteliti.
2. Metode yang digunakan dalam penelitian.
3. Hasil yang diperoleh pada penelitian.
4. Kesimpulan.
5. Kata kunci.

Bagaimana sih cara membuat abstrak? ada beberapa aturan yang harus di perhatikan dalam membuat suatu abstrak sebagai berikut :
1. Awal kalimat merupakan kata benda.
2. Terdiri dari maksimal 250 kata, diluar kata depan dan kata sambung.
3. Dalam bentuk satu paragraf.
4. Menggunakan spasi 1.
5. Menggunakan huruf Times New Roman.
6. Terdapat kata kunci yang terdiri dari maksimal 5 kata dan disusun secara alfabet.
7. Ditulis sebelum bab pendahuluan.
8. Rata kiri-kanan.
9. Ditulis dengan huruf Times New Roman ukuran 12 pt.

Daftar Pustaka

Definisi Daftar Pustaka
    Definisi Daftar Pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disusun berderet dari atas ke bawah. untuk lebih jelasnya bisa di lihat di screenshot dibawah mengenai contoh daftar pustaka.
Bagaimana cara penulisan daftar pustaka yang baik dan benar? berikut akan diuraikan tata cara penulisan dan contoh penulisan daftar pustaka dari berbagai sumber.
Cara Menulis Nama pengarang/penulis
Berkaitan dengan nama pengarang, selalu ditulis tanpa gelar dengan mendahulukan nama belakang. Setelah nama belakang ditulis, lalu diberi tanda koma (,) baru kemudian disambung dengan nama depan. Sementara untuk nama Cina penulisannya tidak perlu dibalik karena pada nama Cina nama keluarga (marga) sudah diletakkan di depan.

Contoh:
Nama Sebenarnya             Cara Menuliskannya
Abdul Majid                      Majid, Abdul
Selamat Hadi Wiyono       Wiyono, Selamat Hadi
Kim Jung Il                        Kim Jung Il

Bila pengarang/penulis lebih dari dua orang Apabila kita menggunakan literatur dari karya tulis dengan pengarang lebih dari dua orang, maka hanya nama pengarang pertama yang ditulis. Nama-nama pengarang lainnya digantikan dengan ‘dkk’.

Contoh:
Nama Pengarang Lebih dari Dua :     
Kendal B. Taft, John G. McVernon, Charles Siegel, Donna O’Brien, dan Timothy Houston
Cara penulisannya :
Taft, B. Kendal dkk

Cara Menulis Tahun Penerbitan
Tahun penerbitan dituliskan di belakang nama pengarang, setelah tanda titik (.).
Cara Menulis Judul Buku
Tuliskan judul buku dengan dicetak miring (italic), kemudian setiap awal kata ditulis dengan huruf kapital. Judul ditulis setelah tanda titik (.) di belakang tahun penerbitan, kemudian diakhiri pula dengan tanda titik (.).
Cara Menulis Judul Artkel
Penulisan judul artikel mempunyai tatacara yang berbeda dengan penulisan judul buku. Bilamana judul buku ditulis dengan huruf kapital di awal setiap kata, maka untuk judul artikel, huruf kapital hanya digunakan pada huruf awal kata permulaan dari judul artikel saja.

Contoh:
.                Judul :                                                        Cara Menuliskannya :
Buku        Developing Minds                                     Developing Minds
Artikel     How To Teach Students So Remember     How to teach so students remember
Cara Menulis Kota Tempat Buku Diterbitkan dan Nama Penerbit
Setelah judul, dibelakang tanda titik (.) dituliskan nama kota tempat buku diterbitkan kemudian beri tanda titik dua (:) lalu tulis nama penerbit, dan akhiri dengan tanda titik.

Contoh:
Banjarmasin: Alifa Alternatif Media.

Agar lebih jelas mengenai tata aturan penulisan daftar pustaka ini, perhatikan pula contoh-contoh berikut ini:

Cara Menulis Karya Individual dari Internet:
Hithcoock, S. 1996. A Survey of STM Online Journals. 1990-95: The Calm Before The Storm, (Online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey.html, diakses 12 Juni 2012).
Cara Menulis Artikel dari Jurnal di Internet:
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, Nomor 4, (http://www.malang.ac.id, diakses 14 Juli 2012).

Buku dengan satu pengarang:
Sampurno, Adi. 2012. Gejala-Gejala Keracunan Pada Anak Balita. Jakarta: Insan Cendekia.
Buku dengan dua pengarang:
Jalal, Abdul dan Kisman, Muhammad. 2011. Pendidikan Karakter untuk Pelajar-Pelajar Indonesia. Surakarta: Obor Pendidikan.

Buku dengan pengarang lebih dari dua:
Luminto, Herry Asman. 2009. Menggugah Nurani Penguasa Dan Birokrat Di Negeri Tikus. Jakarta: Pena Buana.

Artikel dalam buku dengan editor (penyunting):
Alwright, R. 1998. Language learning through communication practice. Dalam C.J. Broomfit dan K. Johnson (peny,). The Communicative Approach to language Teaching. Oxford, England: Oxford University Press, 167 – 182.

Artikel dari jurnal:
Elisa, Nahdiatul. 2012. Penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran matematika di SDN Pinang Seratus. Jurnal PTK Guru Indonesia, 15-20.

Makalah:
Pakpahan, J. 1994. Pendidikan sistem ganda pada sekolah kejuruan. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Temu Karya VII Forum Komunikasi FPTK/JPTK se-Indonesia di IKIP Surabaya (Tidak Diterbitkan). IKIP Surabaya.

Artikel dari Surat Kabar/Koran:
Lopa, baharuddin. 1987. Boutros-Boutros Ghali dan Penegakan HAM. Jawa Pos. Sabtu Wage 4 Januari 1987, hlm 4.

Publikasi Pemerintah dengan Pengarang:
Abdullah, A. 1983. Pendidikan Umum dan Pendidikan Kejuruan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Publikasi Pemerintah tanpa pengarang:

Dikdasmen. 1993. Data/Informasi Keadaan SLB Negeri dan Swasta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Skripsi/Tesis/Disertasi:
Marisha, Caca. 2011. Kemampuan Siswa Kelas VIIB dalam Berhitung Bilangan Bulat: Sebuah Penelitian Tindakan Kelas (Skripsi S1 Tidak Diterbitkan). Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Palangkaraya.

Sumber :
http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2012/12/cara-menulis-daftar-pustaka.html
http://delarochaa.blogspot.co.id/2014/01/abstrak-pengertian-fungsi-dan-jenis.html
http://umcrifai.blogspot.co.id/2011/04/definisi-abstraksi.html
http://fujianto21-chikafe.blogspot.com/2015/01/contoh-penulisan-daftar-pustaka.html
http://rianboco.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-cara-membuat-dan-contoh.html
https://iyano.wordpress.com/2011/05/03/abstrak/

Perencanaan Penulisan Ilmiah

     Karya Tulis Ilmiah biasa disingkat Karya Ilmiah (Scientific Paper)-- adalah tulisan atau laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian suatu masalah oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Karya ilmiah sering juga disebut "tulisan akademis" (academic writing) karena biasa ditulis oleh kalangan kampus perguruan tinggi --dosen dan mahasiswa. Karya ilmiah berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi berupa penjelasan (explanation), prediksi (prediction), dan pengawasan (control).
     Penulisan Ilmiah (PI) dalam Universitas Gunadarma adalah salah satu matakuliah wajib yang  diambil oleh mahasiswa/i Universitas Gunadarma untuk lulus mencapai jenjang pendidikan Strata Satu. Berikut bagian-bagian dalam PI Universitas Gunadarma untuk Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi jurusan Sistem Informasi. untuk melihat salah satu contoh PI nya bisa dilihat di link ini http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/1672/aplikasi-pembelajaran-bagi-anak-anak-menggunakan-macromedia-flash-8.html/.
1. Bagian Awal
    Bagian Awal terdiri atas :
    1) Halaman Judul
        Ditulis sesuai dengan cover depan Penulisan Ilmiah standar Universitas Gunadarma.
        a.       Judul Penulisan Ilmiah
        b.      Nama
        c.       NPM
        d.      Jurusan
        e.       Pembimbing
        f.       Tahun
   2) Lembar Pengesahan
       Dituliskan Judul PI, Nama, NPM, NIRM, Tanggal Sidang, Tanggal Lulus, dan tanda tangan       pembimbing, koordinator PI, serta Ketua Jurusan.

   3) Abstraksi
       Berisi ringkasan dari penulisan. Maksimal 1 halaman.

   4) Kata Pengantar
       Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan dalam pelaksanaan penelitian  dan penulisan ilmiah (a.l. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Pembimbing, Perusahaan, dll ).

   5) Daftar Isi
   6) Daftar Tabel (Kalau ada)          
   7) Daftar Gambar (Kalau ada)
   8) Daftar Lampiran (Kalau ada)
2. Pendahuluan (Bab 1)
    Pendahuluan menguraikan pokok persoalan. terdiri dari :
    1) Latar Belakang Masalah   
        Menguraikan mengapa penulis sampai kepada pemilihan topik permasalahan yang  bersangkutan.
    2) Rumusan Masalah ( boleh ada, boleh tidak )
    3) Masalah dan Pembatasan Masalah
        Memberikan batasan  yang jelas bagian mana dari persoalan yang dikaji dan bagian mana yang  tidak.

   4) Tujuan Penulisan
       Menggambarkan hasil-hasil yang diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.

   5) Metode Penelitian
       Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.
        Jenis-Jenis Metode Penelitian :
        a.Studi Pustaka        : Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal.
        b.Studi Lapangan     : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
        c.Gabungan              : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.
       (Bila penulis melakukan Praktek Kerja, laporan ditulis menurut format penulisan ilmiah).
   6) Sistematika Penulisan
       Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Ilmiah.

3. Landasan Teori (untuk yang melakukan penelitian)(Bab 2)
   Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.

4. Gambaran Umum Perusahaan (untuk yang melakukan penelitian / kerja praktek di perusahaan)
   Menguraikan secara singkat profil perusahaan tempat dilakukannya kerja praktek / penelitian. Dibuat bab sendiri (tidak termasuk dalam landasan teori).

5. Hasil Penelitian dan Analisa
    Bagian ini dapat dipecah menjadi beberapa bab ( misalnya Bab III dan Bab IV ) tergantung kebutuhan :
    - Hasil Penelitian (Analisa Perusahaan)
    Menguraikan hasil penelitian yang mencakup semua aspek yang terkait dengan penelitian.
    - Analisa dan Pembahasan
    Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.

6. Kesimpulan (dan Saran)
    Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
     - Kesimpulan
       Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.
     - Saran
       Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.

7. Bagian Akhir
     - Daftar Pustaka
      Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan.
     - Daftar Simbol
      Berisi deretan simbol-simbol yang digunakan di dalam penulisan, lengkap dengan keterangannya.
     - Lampiran
     Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, program, gambar, perhitungan-perhitungan, grafik, atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.

sumber :
http://herizanyp.blogspot.co.id/2012/12/makalah-penulisan-ilmiah.html
http://ptcindonesia.heck.in/pengertian-karya-ilmiah-fungsi-syarat-je.xhtml
http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/1672/aplikasi-pembelajaran-bagi-anak-anak-menggunakan-macromedia-flash-8.html/
dokumen berjudul pi_filkom.doc yang bersumber dari link pusatstudi.gunadarma.ac.id

Monday 9 November 2015

Diksi atau Pilihan Kata


1. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atautindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat.Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.
Ciri kata kerja:
1. Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah
    Contoh: akan mandi, akan tidur, sedang makan, telah pulang
2. Dapat diingkari dengan kata tidak
    Contoh: tidak makan, tidak tidur.
3. Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS
    Contoh: Pergi dengan adik, menulis dengan cepat.
Macam-macam kata kerja (verba):
a. Verba dasar bebas, seperti: duduk, makan, mandi, minum, pergi, pulang, tidur
b. Verba turunan, terdiri atas:
1. Verba berafiks:
Contoh: ajari, bernyanyi, bertaburan.
2. Verba bereduplikasi:
Contoh: bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan, marah-marah.
c. Verba berproses gabung:
Contoh:  bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, makan-makan.
d. Verba majemuk :
Contoh:  cuci mata, campur tangan, unjuk gigi.
e. Verba transitif (kata kerja yang membutuhkan objek)
Contoh :  -  Saya menulis surat.
                                 S         P           O
                -   Adik membeli balon.
                                    S           P          O
f. Verba intransitif (kata kerja yang tak memerlukan objek)
Contoh :   -  Mereka duduk di taman.
                                    S           P               K
                             -  Anak-anak itu bersepeda di sepanjang pantai.
                                     S                       P                    K
                             -   Adik sedang mandi.
                                    S               P

2. Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak, dan tabiat orang/binatang/ benda.Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat, objek dan penjelas subjek.
Ciri-ciri kata sifat:
1. Dapat diberi keterangan pembanding lebih, kurang, dan paling
            Contoh:  lebih indah, kurang bagus, paling kaya.
2. Dapat diberi keterangan penguat: sangat, amat, benar, terlalu, dan sekali
            Contoh: sangat senang, amat keras, mahal benar, terlalu berat, sedikit sekali.
3. Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: tidak benar, tidak halus, tidak sehat, dan sebagainya.
Macam-macam adjektiva:
a.  Ajektiva dasar, seperti  adil, afdol, bangga, baru, cemas, disiplin, anggun, bengkak.
b. Adjektiva turunan terdiri atas:
1. adjektiva berafiks
            contoh: terhormat, terindah, kesakitan, kesepian, keinggris-inggrisan.
 2. adjektiva bereduplikasi
            contoh:  muda-muda, elok-elok, cantik-cantik.
3. adjektiva berafiks –i, -wi, -iah
contoh:  abadi, duniawi, insani, ilmiah, rohaniah, surgawi.
  1.  Adjektiva deverbalisasi, misalnya:  melengking, terkejut, menggembirakan, meluap.
  2.  Adjektiva denominalisasi, misalnya: berapi-api, berbudi, budiman, kesatria, berbusa.
  3.  Adjektiva de-adverbialisasi, misalnya : bersungguh-sungguh, berkurang, bertambah.
  4.  Adjektiva denumeralia, misalnya: manunggal, mendua, menyeluruh.
  5.  Adjektiva de-interjeksi, misalnya: aduhai, sip, asoy.
  6.  Adjektiva majemuk, misalnya: panjang tangan, buta huruf, lupa daratan, tinggi hati.
  7. Adjektiva eksesif (berlebih-lebihan), misalnya :alangkah gagahnya, bukan main kuatnya, Maha kuasa.3. Kata Keterangan (Adverbia)
  8. Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang memberi keterangan
  9. pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat.

3. Kata Keterangan (Adverbia)
 Macam-macam adverbia:
  1. Adverbia dasar bebas, misalnya: alangkah, agak, akan, amat, nian, niscaya, tidak, paling,
pernah, pula, saja, saling.
b.  Adverbia turunan terbagi atas:
1.  Adverbia reduplikasi, misalnya: agak-agak, lagi-lagi, lebih-lebih,paling-paling.
2.  Adverbia gabungan, misalnya: belum boleh, belum pernah, atau tidak mungkin.
3.  Adverbia  yang berasal dari berbagai kelas, misalnya: terlampau, agaknya, harusnya,
     sebaiknya, sebenarnya, secepat-cepatnya.

4.  Kata Benda (Nomina), Kata Ganti (Pronomina), Kata Bilangan (Numeralia)
a.  Kata Benda (Nomina)
Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak).Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Ciri-ciri kata benda:
1. Dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh : bukan gula, bukan rumah, bukan mimpi, bukan pengetahuan.
2. Dapat diikuti dengan gabungan kata yang + KS (kata sifat) atau yang sangat + KS
Contoh : buku yang mahal, pengetahuan yang sangat penting, orang yang baik.
Macam-macam nomina:
  • Nomina bernyawa, misalnya: Umar, Abdullah, nenek, nona, ayah, kerbau, ayam.
  • Nomina tak bernyawa, misalnya: nama lembaga, hari, waktu, daerah, bahasa.
  • Nomina terbilang, misalnya: kantor, rumah, orang, buku.
  • Nomina tak terbilang, misalnya: udara, kebersihan, kemanusiaan.
  • Nomina kolektif, misalnya: cairan, asinan, buah-buahan, kelompok.
  • Nomina ukuran, misalnya: pucuk, genggam, batang, kilogram, inci.
  • Nomina dari   proses nominalisasi, misalnya: keadilan, kenaikan, pembicara, pemotong, anjuran, simpulan, pengumuman, pemberontakan.
  • Nominalisasi dengan  si dan  sang, misalnya: si kecil, si manis, sang kancil, sang dewi.
  • Nominalisasi dengan  yang, misalnya: yang lari, yang berbaju, yang cantik.
b. Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacupada nomina lain.  Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda ataunomina.
Macam-macam pronomina:
      Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yakni (1)  pronominal persona, (2)  pronomina penunjuk  (3)  pronomina penanya.

1. Pronomina Persona
  • Pronomina reduplikasi, misalnya: kita-kita, dia-dia, dan beliau-beliau.
  • Pronomina berbentuk frasa, misalnya: kamu sekalian, aku ini, dia itu.
  • Pronomina takrif, terbatas pada pronomina persona (orang) misalnya:
  • Pronomina persona I (kata ganti orang I) : saya, aku (tunggal),
  • dan kami, kita (jamak)
  • Pronomina persona II (kata ganti orang II) : kamu, engkau, Anda (tunggal), dan kalian, Anda sekalian (jamak)
  • Pronomina persona III (kata ganti orang III) : ia, dia, beliau (tunggal), dan mereka (jamak)
  • Pronomina tak takrif, tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu, misalnya : sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa, apa-apa, anu, dan masing-masing sendiri.
2. Pronomina Penunjuk
Pronomina Penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam.
  • Pronomina penunjuk umum: ini, itu, dan anu.
  • Pronomina penunjuk tempat: sini, situ, atau sana.
  • Pronomina penunjuk ihwal: begini dan begitu.
Pronomina Penanya :
Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan.Contoh:  siapa, apa, mana, mengapa, kapan, dimana, bagaimana, dan berapa.
c. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, dan benda.
Numeralia utama (kardinal), terdiri atas:
  • Bilangan penuh, misalnya: satu, dua, tiga, puluh, ribu, juta.
  • Bilangan pecahan, misalnya: sepertiga, duapertiga, lima perenam.
  • Bilangan gugus, misalnya: selikur (21), lusin, gros, kodi, atau ton.
  • Numeralia tingkat, yaitu numeralia yang menunjukkan urutan atau struktur
Misalnya:  pertama, kesatu, kedua, keempat, ketiga belas.
 Numeralia kolektif, numeralia yang terbentuk oleh afiksasi, misalnya :  ketiga (ke + Num),
 ribuan, ratusan (Num + -an), beratus-ratus, dan bertahun-tahun (ber- + Num)

5.  Kelompok Kata Tugas
Kata tugas terdiri atas:
a. Kata Sandang (Artikel)
Kata sandang atau artikel adalah kata yang mendampingi kata benda atau yang
membatasi makna jumlah orang atau benda.
Macam-macam artikel:
a). Artikula/artikel bermakna tunggal, misalnya: sang guru, sang suami, sang juara.
b). Artikula/artikel bermakna jamak, misalnya: para petani, para guru, para ilmuwan.
c). Artikula/artikel bermakna netral, misalnya: si hitam manis, si dia, si terhukum.
d).Artikula/artikel bermakna khusus, misalnya: Sri Baginda, Sri Ratu, Sri Paus (gelar
     kehormatan),  Hang Tuah, dan Dang Halimah (panggilan pria dan wanita dalam sastra
     lama)
b. Kata Depan (Preposisi)
Kata depan atau preposisi adalah kata yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan(frasa preposisional).
Macam-macam preposisi:
a). Preposisi dasar, misalnya:  di , ke, dari, akan, antara, kecuali, bagi, dalam, daripada, tentang, pada, tanpa, untuk, demi, atas, depan, dekat.
b). Preposisi turunan, terdiri atas:
(a). gabungan preposisi dan preposisi, misalnya : di depan, ke belakang, dari muka.
(b). gabungan  preposisi + preposisi +  non-preposisi, misalnya : di atas rumah, dari
       tengah-tengah kerumunan.
(c). gabungan preposisi + kelas kata + preposisi + kelas kata, misalnya dari rumah ke
       jalan, dari Bogor sampai Jakarta, dari pagi hingga petang.
(d).  Preposisi yang menunjukkan ruang lingkup, misalnya sekeliling, sekitar, sepanjang,
      seputar.
c. Kata Hubung (Konjungsi)
Kata hubung atau konjungsi adalah kata yang  berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat.
Macam-macam konjungsi:
  • Konjungsi penambahan, misalnya: dan, dan lagi, tambahan lagi, lagi pula.
  • Konjungsi urutan, misalnya: lalu, lantas, kemudian, setelah itu.
  • Konjungsi pilihan, misalnya: atau
  • Konjungsi perlawanan, misalnya:  tetapi, sedangkan, namun, sebaliknya, padahal.
  • Konjungsi menyatakan waktu, misalnya: ketika, sejak, saat, dan lain-lain
  • Konjungsi sebab-akibat, misalnya: sebab, karena, karena itu, akibatnya dan lain-lain
  • Konjungsi persyaratan, misalnya: asalkan, jikalau, kalau, dan lain-lain
  • Konjungsi pengandaian, misalnya: andaikata, andaikan, seandainya, seumpamanya.
  • Konjungsi harapan/tujuan, misalnya: agar, supaya, hingga.
  • Konjungsi perluasan, misalnya: yang
  • Konjungsi pengantar objek, misalnya: bahwa
  • Konjungsi penegasan, misalnya: bahkan dan malahan
  • Konjungsi pengantar wacana, misalnya: adapun, maka, jadi.
d. Partikel
Partikel adalah kategori atau unsur yang bertugas memulai,mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi.
Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah dan pernyataan (berita).
Macam-macam partikel:
a).  kah, misalnya: Apakah Bapak Ahmadi sudah datang?
b).  kan, misalnya: Tadi kan sudah dikasih tahu!
c).  deh, misalnya: Makan deh, jangan malu-malu.
d).  lah, misalnya: Tidurlah hari sudah malam!
e).  dong, misalnya: Bagi dong kuenya.
f).  kek, misalnya: cepetan kek, lama sekali.
g).  pun, misalnya:  Membaca pun ia tak bisa.
h).  toh, misalnya: Saya toh tidak merasa bersalah. - See more at: http://deden-arpega.blogspot.co.id/2013/09/jenis-jenis-kata-dalam-bahasa-indonesia.ht
A. Definisi Kosakata
    Kosakata merupakan salah satu aspek bahasa yang sangat penting keberadaannya. Dalam kamus besar bahasa indonesia (Dekdikbut, 1996: 527), Kosakata diartikan sebagai, “perbendaharaan kata”.

Berikut ini pendapat beberapa ahli mengenai makna dari kosakata:
     Menurut Kridalaksana dalam Tarigan (1994:446): Kosakata adalah (1) komponen bahasa yang memuat secara informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis atau suatu bahasa; dan (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan yang singkat dan praktis.

      Sedangkan menurut Soedjito dalam Tarigan (1994:447): Kosakata merupakan: (1) semua kata yang terdapat dalam satu bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara; (3) kata yang dipakai dalam satu bidang ilmu pengetahuan; dan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis.


1. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atautindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat.Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.
Ciri kata kerja:
1. Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah
    Contoh: akan mandi, akan tidur, sedang makan, telah pulang
2. Dapat diingkari dengan kata tidak
    Contoh: tidak makan, tidak tidur.
3. Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS
    Contoh: Pergi dengan adik, menulis dengan cepat.
Macam-macam kata kerja (verba):
a. Verba dasar bebas, seperti: duduk, makan, mandi, minum, pergi, pulang, tidur
b. Verba turunan, terdiri atas:
1. Verba berafiks:
Contoh: ajari, bernyanyi, bertaburan.
2. Verba bereduplikasi:
Contoh: bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan, marah-marah.
c. Verba berproses gabung:
Contoh:  bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, makan-makan.
d. Verba majemuk :
Contoh:  cuci mata, campur tangan, unjuk gigi.
e. Verba transitif (kata kerja yang membutuhkan objek)
Contoh :  -  Saya menulis surat.
                                 S         P           O
                -   Adik membeli balon.
                                    S           P          O
f. Verba intransitif (kata kerja yang tak memerlukan objek)
Contoh :   -  Mereka duduk di taman.
                                    S           P               K
                             -  Anak-anak itu bersepeda di sepanjang pantai.
                                     S                       P                    K
                             -   Adik sedang mandi.
                                    S               P



3. Kata Keterangan (Adverbia)
 Macam-macam adverbia:
  1. Adverbia dasar bebas, misalnya: alangkah, agak, akan, amat, nian, niscaya, tidak, paling, pernah, pula, saja, saling.
    b.  Adverbia turunan terbagi atas:
    1.  Adverbia reduplikasi, misalnya: agak-agak, lagi-lagi, lebih-lebih,paling-paling.
    2.  Adverbia gabungan, misalnya: belum boleh, belum pernah, atau tidak mungkin.
    3.  Adverbia  yang berasal dari berbagai kelas, misalnya: terlampau, agaknya, harusnya, sebaiknya, sebenarnya, secepat-cepatnya.
    4.  Kata Benda (Nomina), Kata Ganti (Pronomina), Kata Bilangan (Numeralia)
    a.  Kata Benda (Nomina)
    Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak).Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
    Ciri-ciri kata benda:
    1. Dapat diingkari dengan kata bukan.
    Contoh : bukan gula, bukan rumah, bukan mimpi, bukan pengetahuan.
    2. Dapat diikuti dengan gabungan kata yang + KS (kata sifat) atau yang sangat + KS
    Contoh : buku yang mahal, pengetahuan yang sangat penting, orang yang baik.
    Macam-macam nomina:
  • Nomina bernyawa, misalnya: Umar, Abdullah, nenek, nona, ayah, kerbau, ayam.
  • Nomina tak bernyawa, misalnya: nama lembaga, hari, waktu, daerah, bahasa.
  • Nomina terbilang, misalnya: kantor, rumah, orang, buku.
  • Nomina tak terbilang, misalnya: udara, kebersihan, kemanusiaan.
  • Nomina kolektif, misalnya: cairan, asinan, buah-buahan, kelompok.
  • Nomina ukuran, misalnya: pucuk, genggam, batang, kilogram, inci.
  • Nomina dari   proses nominalisasi, misalnya: keadilan, kenaikan, pembicara, pemotong, anjuran, simpulan, pengumuman, pemberontakan.
  • Nominalisasi dengan  si dan  sang, misalnya: si kecil, si manis, sang kancil, sang dewi.
  • Nominalisasi dengan  yang, misalnya: yang lari, yang berbaju, yang cantik.


2. Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak, dan tabiat orang/binatang/ benda.Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat, objek dan penjelas subjek.
Ciri-ciri kata sifat:
1. Dapat diberi keterangan pembanding lebih, kurang, dan paling
            Contoh:  lebih indah, kurang bagus, paling kaya.
2. Dapat diberi keterangan penguat: sangat, amat, benar, terlalu, dan sekali
            Contoh: sangat senang, amat keras, mahal benar, terlalu berat, sedikit sekali.
3. Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: tidak benar, tidak halus, tidak sehat, dan sebagainya.
Macam-macam adjektiva:
a.  Ajektiva dasar, seperti  adil, afdol, bangga, baru, cemas, disiplin, anggun, bengkak.
b. Adjektiva turunan terdiri atas:
1. adjektiva berafiks
            contoh: terhormat, terindah, kesakitan, kesepian, keinggris-inggrisan.
 2. adjektiva bereduplikasi
            contoh:  muda-muda, elok-elok, cantik-cantik.
3. adjektiva berafiks –i, -wi, -iah
contoh:  abadi, duniawi, insani, ilmiah, rohaniah, surgawi.

 Adjektiva deverbalisasi, misalnya:  melengking, terkejut, menggembirakan, meluap.

 Adjektiva denominalisasi, misalnya: berapi-api, berbudi, budiman, kesatria, berbusa.

 Adjektiva de-adverbialisasi, misalnya : bersungguh-sungguh, berkurang, bertambah.

 Adjektiva denumeralia, misalnya: manunggal, mendua, menyeluruh.

 Adjektiva de-interjeksi, misalnya: aduhai, sip, asoy.

 Adjektiva majemuk, misalnya: panjang tangan, buta huruf, lupa daratan, tinggi hati.

Adjektiva eksesif (berlebih-lebihan), misalnya :alangkah gagahnya, bukan main kuatnya, Maha kuasa.3. Kata Keterangan (Adverbia)

Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat.

b. Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacupada nomina lain.  Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda ataunomina.
Macam-macam pronomina:
      Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yakni (1)  pronominal persona, (2)  pronomina penunjuk  (3)  pronomina penanya.

1. Pronomina Persona
  • Pronomina reduplikasi, misalnya: kita-kita, dia-dia, dan beliau-beliau.
  • Pronomina berbentuk frasa, misalnya: kamu sekalian, aku ini, dia itu.
  • Pronomina takrif, terbatas pada pronomina persona (orang) misalnya:
  • Pronomina persona I (kata ganti orang I) : saya, aku (tunggal),
  • dan kami, kita (jamak)
  • Pronomina persona II (kata ganti orang II) : kamu, engkau, Anda (tunggal), dan kalian, Anda sekalian (jamak)
  • Pronomina persona III (kata ganti orang III) : ia, dia, beliau (tunggal), dan mereka (jamak)
  • Pronomina tak takrif, tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu, misalnya : sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa, apa-apa, anu, dan masing-masing sendiri.
2. Pronomina Penunjuk
Pronomina Penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam.
  • Pronomina penunjuk umum: ini, itu, dan anu.
  • Pronomina penunjuk tempat: sini, situ, atau sana.
  • Pronomina penunjuk ihwal: begini dan begitu.

Pronomina Penanya :
Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan.Contoh:  siapa, apa, mana, mengapa, kapan, dimana, bagaimana, dan berapa.
c. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, dan benda.
Numeralia utama (kardinal), terdiri atas:
  • Bilangan penuh, misalnya: satu, dua, tiga, puluh, ribu, juta.
  • Bilangan pecahan, misalnya: sepertiga, duapertiga, lima perenam.
  • Bilangan gugus, misalnya: selikur (21), lusin, gros, kodi, atau ton.
  • Numeralia tingkat, yaitu numeralia yang menunjukkan urutan atau struktur
Misalnya:  pertama, kesatu, kedua, keempat, ketiga belas.
 Numeralia kolektif, numeralia yang terbentuk oleh afiksasi, misalnya :  ketiga (ke + Num),
 ribuan, ratusan (Num + -an), beratus-ratus, dan bertahun-tahun (ber- + Num)

5.  Kelompok Kata Tugas
Kata tugas terdiri atas:
a. Kata Sandang (Artikel)
Kata sandang atau artikel adalah kata yang mendampingi kata benda atau yang
membatasi makna jumlah orang atau benda.
Macam-macam artikel:
a). Artikula/artikel bermakna tunggal, misalnya: sang guru, sang suami, sang juara.
b). Artikula/artikel bermakna jamak, misalnya: para petani, para guru, para ilmuwan.
c). Artikula/artikel bermakna netral, misalnya: si hitam manis, si dia, si terhukum.
d).Artikula/artikel bermakna khusus, misalnya: Sri Baginda, Sri Ratu, Sri Paus (gelar
     kehormatan),  Hang Tuah, dan Dang Halimah (panggilan pria dan wanita dalam sastra
     lama)
b. Kata Depan (Preposisi)
Kata depan atau preposisi adalah kata yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan(frasa preposisional).
Macam-macam preposisi:
a). Preposisi dasar, misalnya:  di , ke, dari, akan, antara, kecuali, bagi, dalam, daripada, tentang, pada, tanpa, untuk, demi, atas, depan, dekat.
b). Preposisi turunan, terdiri atas:
(a). gabungan preposisi dan preposisi, misalnya : di depan, ke belakang, dari muka.
(b). gabungan  preposisi + preposisi +  non-preposisi, misalnya : di atas rumah, dari
       tengah-tengah kerumunan.
(c). gabungan preposisi + kelas kata + preposisi + kelas kata, misalnya dari rumah ke
       jalan, dari Bogor sampai Jakarta, dari pagi hingga petang.
(d).  Preposisi yang menunjukkan ruang lingkup, misalnya sekeliling, sekitar, sepanjang,
      seputar.


c. Kata Hubung (Konjungsi)
Kata hubung atau konjungsi adalah kata yang  berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat.
Macam-macam konjungsi:
  • Konjungsi penambahan, misalnya: dan, dan lagi, tambahan lagi, lagi pula.
  • Konjungsi urutan, misalnya: lalu, lantas, kemudian, setelah itu.
  • Konjungsi pilihan, misalnya: atau
  • Konjungsi perlawanan, misalnya:  tetapi, sedangkan, namun, sebaliknya, padahal.
  • Konjungsi menyatakan waktu, misalnya: ketika, sejak, saat, dan lain-lain
  • Konjungsi sebab-akibat, misalnya: sebab, karena, karena itu, akibatnya dan lain-lain
  • Konjungsi persyaratan, misalnya: asalkan, jikalau, kalau, dan lain-lain
  • Konjungsi pengandaian, misalnya: andaikata, andaikan, seandainya, seumpamanya.
  • Konjungsi harapan/tujuan, misalnya: agar, supaya, hingga.
  • Konjungsi perluasan, misalnya: yang
  • Konjungsi pengantar objek, misalnya: bahwa
  • Konjungsi penegasan, misalnya: bahkan dan malahan
  • Konjungsi pengantar wacana, misalnya: adapun, maka, jadi.
d. Partikel
Partikel adalah kategori atau unsur yang bertugas memulai,mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi.
Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah dan pernyataan (berita).
Macam-macam partikel:
a).  kah, misalnya: Apakah Bapak Ahmadi sudah datang?
b).  kan, misalnya: Tadi kan sudah dikasih tahu!
c).  deh, misalnya: Makan deh, jangan malu-malu.
d).  lah, misalnya: Tidurlah hari sudah malam!
e).  dong, misalnya: Bagi dong kuenya.
f).  kek, misalnya: cepetan kek, lama sekali.
g).  pun, misalnya:  Membaca pun ia tak bisa.
h).  toh, misalnya: Saya toh tidak merasa bersalah.


C.     Kata Serapan/Kata Pinjaman

            Ada beberapa proses atau cara masuknya bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia sehingga bisa terserap. Di bawah ini adalah proses penyerapan tersebut:

1. Adopsi

            Proses adopsi adalah terserapnya bahasa asing karena pemakai bahasa tersebut mengambil kata bahasa asing yang memiliki makna sama secara keseluruhan tanpa mengubah lafal atau ejaan dengan bahasa Indonesia.

Contoh: Hotdog, Shuttle cock, reshuffle, plaza, supermarket, dan lain-lain.

2. Adaptasi

            Proses adaptasi adalah proses diserapnya bahasa asing akibat pemakai bahasa mengambil kata bahasa asing, tetapi ejaan atau cara penulisannya berbeda dan disesuaikan dengan aturan bahasa Indonesia.

Contoh:

Option = Opsi
Fluctuate = Fluktuatif
Organization = Organisasi
Maximal = maksimal

3. Pungutan

            Masuknya bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia terjadi akibat pemakai bahasa mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya, kemudian dicarikan padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Cara ini dapat disebut juga dengan konsep terjemahan dimana kata serapan dihasilkan dengan cara menerjemahkan kata / istilah tersebut tanpa mengubah makna kata tersebut.

Contoh:

Spare part = Suku cadang
Try out = Uji coba
Overlap = Tumpang tindih
Shuttle ship = Pesawat ulang-alik

D.    Imbuhan dalam bahasa serapan
            Selain kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa afiks atau imbuhan serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.

Beberapa imbuhan serapan itu antara lain :


1. An -, a -        [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik

2. Ab -             [= dari] ; abrasi, abnormal
3. Tele -               [= jauh] ; televisi, telepon
4. Mini -             [= kecil] ; miniatur, mini bus
5. Super -           [= di atas] ; supersonik, super power, supervisi
6. Uni -                [= satu] ; unilateral, universitas
7. Nomo -            [= satu] ; monoton, monogami, ,monofobia
8. Sub -                [= dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi
9. Trans -             [= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi
10. Semi -             [= setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal.

E.     Hubungan antar makna
Ada beberapa hubungan diantaranya adalah :
1.SINONIM.
            Dua kata atau lebih yang mempunyai persamaan arti atau hampir sama artinya.
contoh: abadi=kekal.
baik=bagus.
zaman=kala,waktu.
Caci=cela,dll.

2. ANTONIM.
            Dua kata atau lebih yang mempunyai makna berlawanan.
Contoh: sakit >< sehat.
Jahat >< baik.
Rajin >< malas.dll.

3. HOMONIM.
            Kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama tapi maknanya berbeda.
Contoh:
- bisa= dapat,
-bisa=racun.
dll.

4. HOMOGRAF.
            Kata yang tulisanya sama,tetapi pelafalan dan makna berbeda.
Contoh:
1.APEL.
- Setiap hari senin ada apel di lapangan sekolah.
- aku lebih suka apel hijau daripada apel merah.dll.

5. HOMOFON.
            kata yang pelafalan yang sama,tetapi penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh,
bank,bang.
-tolong setorkan uang ini di bank.
-saya pesan satu porsi,bang.

sangsi,sanksi
-pencuri itu mendapat sanksi yang setimpal.
-ibu sangsi bahwa aku bisa masak seperti beliau.

6. POLISEMI.
            kata yang memiliki banyak makna.


Sumber :